Moderasi beragama secara sederhana merupakan proses memahami dan mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang sehingga terhindar dari perilaku ekstrem atau berlebih lebihan pada saat mengimplemetasikannya. Moderasi beragama telah ditanamkan kepada setiap lapisan masyarakat termasuk di Perguruan Tinggi dengan mahasiswa sebagai salah satu sasaran.
Menyadari hal itu Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) melakukan kegiatan Workshop Kode Etik Mahasiswa dan Keagamaan dengan tema “Pengarusutamaan Moderasi beragama dan penguatan Karakter Mahasiswa PTKI. Workshop dilakukan pada Hari Rabu tanggal 27 Oktober 2021 bertempat di Ruang dosen FEIS secara luring dan daring melalui zoom meeting. Workshop ini menghadirkan tiga orang narasumber pada sesi I yaitu Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) H. Ahmad Wira, M.Si.,M.Ag., P.hd, Bapak Amri Effendi, S.Hi., MA selaku Kepala Moderasi beragama IAIN Batusangkar dan Bapak Dr. Alimuddin Hassan Palawa yang merupakan Direktur Rumah Moderasi Beragama UIN Suska Riau. Selanjutnya pada Sesi II yang dimulai pada pukul 13.00 narasumber yang dihadirkan adalah dari pimpinan pondok pesantren Miftahul Ulum Pekanbaru; Ustad Ahmad Farhan, MA dan dari Polda rIau IPTU Mardiwel, SH. MH yang menjabat sebagai Kanit. Narkoba Polda Riau.
Workshop ini diikuti oleh peserta mahasiswa yang berasal dari tiga perguruan tinggi yaitu UIN Imam Bonjol Padang, IAIN Batusangkar dan mahasiswa UIN Suska merupakan tuan rumah. Selain itu workshop ini juga dihadiri oleh Sema, Dema, HMPS dari enam prodi yang ada di FEIS. Kegiatan ini berlangsung selama satu hari, yang dibuka secara resmi oleh Dekan FEIS UIN Suska Riau Ibu Dr. Hj. Mahyarni, SE. MM, serta dihadiri oleh Ketua pelaksana Dr. Rodi Wahyudi S.Sos.,M.Soc, Sc dan penanggung jawab WD 3 FEIS yaitu Dr. Julina , SE.,M.Si.
Adapun tema dari narasumber pertama Bapak Ahmad Wira yaitu Adab dan Etika dalam bingkai moderasi beragama, dalam paparannya beliau menyatakan bahwa ada tiga point penting dalam moderasi yaitu apa itu moderasi, seperti apa model moderasi dan bagaimana memahami moderasi. Selain itu juga ditekankan bahwa ada empat konsep mewujudkan moderasi beragama yaitu Penguatan wawasan kebangsaan, Anti terhadap kekerasan dan radikal, Penguatan toleransi umat beragama, dan Menghargai kearifan budaya lokal. Sedangkan menurut penjelasan yang disampaikan oleh narasumber kedua Bapak Amri Effendi mahasiswa harus memiliki karakter yang kuat untuk dapat menjadi manusia yang sukses dan siap menghadapi tantangan yang berpijak pada sembilan karakter diantaranya cinta kepada Allah, bagaimana nilai ketakwaan ada di diri kita, mandiri dan disiplin, jujur, amanah, berkata bijak, berkata menyenangkan, hormat, santun , suka menolong dan bekerja sama percaya diri, kreatif dan pantang menyerah, baik dan rendah hati, dan saling menghargai. Hal ini sesuai dengan tema materi nya yaitu membangun karakter mahasiswa PTKI menuju Indonesia tangguh.
Dr. Alimuddin sebagai narasumber yang ketiga dengan tema peran mahasiswa dalam pengarusutamaan moderasi beragama menyampaikan bahwa moderasi beragama diperlukan untuk mengembalikan pemahaman dan pratek beragama agar tetap sesuai dengan esensi kehadiran agama yaitu menjaga harkat, martabat manusia dan untuk membangun dan melestarikan peradaban. Selain itu moderasi juga diperkuat dengan penegasan menteri agama bahwa moderasi beragam masuk didalam RPJMN 2022-2024. Begitu tutur narasumber yang juga merupakan dosen pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) UIN Suska Riau ini.
Pada Sesi II, narumber pertama yang menyampaikan materinya adalah Ustad Ahmad Farhan, MA dengan tema kecerdasan spirtual syarat utama kesuksesan. beliau menekankan kepada mahasiswa akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai agama sebagai syarat kesuskesan. “Allah SWT telah meletakkan kebahagiaan hidup manusia di dunia yang sementara dan akhirat yang kekal abadi hanya dalam mengamalkan agama Islam secara kaffah (sempurna)” ujarnya. Selain itu beliau juga menyoroti perpecahan yang terjadi di tubuh ummat Islam hari ini. Guna menyampaikan pesan kepada seluruh peserta agar menuntut dan mendalami ilmu agama dengan benar.
Narasumber terakhir Iptu. Mardiwel, SH., MH. membawakan materi tentang kiat-kiat menjadi mahasiswa cemerlang dunia dan akhirat. Beliau yang juga berstatus sebagai mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan strata tiga ini menyampaikan pentingnya bagi mahasiswa untuk selalu optimis dan pantang berputusasa. Sukses harus direncanakan dengan menetapkan sasaran dan membuat rencana tindakan. dengan demikian setiap tindakan yang dilakukan akan terukur, beliau memberikan contoh-contoh nyata terkait bagaimana jalan menjadi mahasiswa cemerlang (cerdas meraih prestasi gemilang) di dunia dan akhirat. Sebagai Kanit. Narkoba Polda Riau tidak lupa beliau menyampaikan masalah nyata yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terkait peredaran narkoba yang merusak generasi bangsa. Betapa dahsyat ancaman dan bahaya narkoba bagi generasi bangsa dengan data-data yang beliau presentasikan kepada para peserta. Pemaparan narasumber di sesi kedua ini diakhiri dengan diskusi tanya jawab . Para peserta workshop yang hadir terlihat cukup antusias mengajukan berbagai pertanyaan kepada kedua narasumber.